Leuser yang Meneduhkan

Mungkin saja, inilah sepotong surga yang diciptakan Tuhan di tanah Aceh. Kawasan Ekosistem Leuser menyimpan kekayaan alam, satwa, dan pemandangan yang indah. Dari Dusun Kedah, Desa Penosan Sepakat, Kecamatan Blangjerango, Kabupaten Gayo Lues, Leuser dapat dinikmati dengan sempurna.
KAWANAN monyet kedih (Presbytis thomasi) menyambut Ziva Justinek (32), saat membuka pintu kamar di pondok penginapan Rainforest Lodge di kaki Gunung Leuser, Sabtu (10/3/2018). Melihat Ziva Justinek turun dari anak tangga, kawanan kedih itu dengan cepat melompat ke pohon ara. Di dahan yang tertutup daun, kedih itu memantau ke mana Ziva Justinek berjalan.
Kedih termasuk hewan primate asli Indonesia yang kian langka. Meski demikian, di Leuser hewan itu mudah dijumpai.
Ziva Justinek, yang asli  asal Slovenia itu, lalu menuju sungai di samping pondok. Air sungai itu jernih dan segar yang mengalir lewat celah-celah batu. “Mau cuci baju dulu,” kata Ziva Justinek, sambil mempelihatkan setumpuk pakaian di dalam ember.
Sinar matahari menerobos celah dedaunan. Pohon-pohon menjulang tinggi. Suara binatang hutan bersahut-sahutan. Sungguh alami.
Perempuan lulusan University of Ljubljana Slovenia itu adalah asisten peneliti. Dia mendapingi seorang dosen yang sedang meneliti perilaku siamang di hutan Leuser. Penelitian untuk syarat memperoleh gelar doctor. Ziva Justinek ditugaskan berada di Leuser selama  tiga bulan merekam aktivitas siamang.
“Kami ingin mengetahui apakah ada perubahan sikap dan suara pada siamang yang kami perdengarkan music,” katanya. Hasil penelitian di Hutan Leuser akan dibandingka ndengan penelitian di tempat lain, juga di Indonesia, seperti Pulau Kalimantan dan Papua.
Leuser hutan tropis terbesar di Indonesia. Luas hutan ini 2,6 juta ha serta berada di 13 kabupaten di Provinsi Aceh dan 3 kabupaten di Sumatera Utara. Selain penyedia air dan oksigen bagi manusia, Leuser menjadi rumah besar bagi satwa langka seperti gajah, harimau, siamang, badak, dan beragam jenis burung. Di hutan ini juga terdapat beragam jenis tumbuh-tumbuhan, sehingga Leuser juga disebut cagar biosfer.
Selama sebulan berada di Kedah, Ziva Justinek sangat menikmati keindhan Hutan Leuser. Hutan yang alami membuatnya betah tinggal di sana. Setiap hari dia keluar masuk hutan merekam suara siamang. Awalnya dia ditemani oleh pemandu. Namun, sekarang dia sudah berani masuk sendiri. “Saya mengunjungi banyak hutan di dunia, tetapi Leuser  paling indah. Saya berahrap Leuser terus dipertahankan karena ini adalah paru-parau dunia,” ujar Ziva Justinek berharap.
Gerbang pendakian
Dusun kedah berada di kaki Gunung Leuser. Meski tidak masuk dalam kawsan lindung, desa ini gerbang menuju ke puncak Gunung Leuser. Dari Kedah kita dapat menyaksikan Gunung Leuser, yang setinggi 3,403 mdpl itu, beridir tegak.
Pada pagi hari pemadnangan khas perdesaan akan tesaji. Para petani pergi ke ladang. Sawah terbentang hijau meneduhkan pandangan. Saat petang menjelang, anak-anak bermain di pematang sawah.
Setiap tahun, lebih dari 1.000 wisatawan Nusantara dan asing berkunjung ke Kedah. Sebagain besar melakukan pendakian ke puncak Leuser. ADa juga yang ingin mengagati satwa liar. Dari Keah membjutuhkan waktu sekitar 13 hari pergi pulang, menuju puncak Leuser.
Rajali Jemali, pemilik pondok penginapan Rainforest Lodge, mengatakan, banyak turis asing yang kembali lagi ke Kedah setelah mereka mendaki. Puncak Leuser memang bukan puncak tertinggi di Indonesia. Namun, jalur pendakiannya tergologn paling ekstrem. “Jalur pendakian sangat panjang dan peuh tantangan,” kata Rajali.
Selain mengelola pondok penginapan, Rajali juga rutin memandu wisatawan melakukan pendakian ke puncak Leuser. “Hutan di sini masih terjaga. Tidak ada penebangan liar,” kata Rajali.
Di Kedah, pondok milik Rajali adalah satu-satunya tempat penginapan komersil di sana. Jumlah kamar sedikit, hanya enam kamar. Jika sedang ramai tamu, mereka memasang tenda atau emnginap di rumah warga.
Bagi wisatawan di luar Aceh, Kedah dapat diakses melalui Kabupaten Bener meriah atau Medan, Sumatera Utara. Setelah mendarat di Bandara Rembele Bener Meraih atau Kuala Namu, Medan, perjalanan dilanjutkan melalui jalan darat. Dari Bener Meraih butuh waktu sekitar enam jam, sedangkan dari Mean 10 jam.
Pengelolaan pariwisata
Perjalanan dari Bener Meriah harus menempuh jalan yang berkelok dan naik-turun gunung .Meski kepala seidkit pusing, pemandangan yang tersaji di kiri kanan jalan sangat menenteramkan. Hutan lebat nan hijau yang disalup awan sangat menawan. Jika berkabut, seolah ktia menggapai awan.
Akan tetapi, jalan menuju ke Gayo Lues, kabupaten yang mayoritas wilayahnya berada di Leuser, rawan longsor. Sebaiknya, hidnarilah perjalanna saat hujan karena jalan di perbukitan rentan ambles. Ekstremnya perjalanan darat menjadi salah satu penghambat perkembangan parisiata di Gayo Lues. Sementera penerbangan ke sana hanya dilayani pesawat perintis yang memuat penumpang 11 orang.
Kepala Dinas Pariwisata Gayo Lues mengatakan, anggaran pemerintah daerah untuk pengembangan wisata berbasai alam Leuser terbatas. Pengelolaan diserahkan kepada warga agar manfaat langsung dirasakan oleh warganya.
Sejumlah kegiatan besar tiap tahu ndigelar utnuk menarik kunjungan wisatawan. Salah satu yagn menarik adalah tari asaman kolosal melibatkan 12.000 penari pada Agustus 2017. Tahun ini direncanakan pertunjukkan serupa kembali digelar dengan jumlah penari lebih banyak lagi. Saman menjadi ciri khas atraksi wisata setempat karena tari itu lahir di Gayo Lues.
“Kalau ada bandara yang bagus, wisata Gayo Lues lebih cepat berkembang. Banyak orang mau ke sini, tetapi terkendala transportasi,” kata Syafruddin. Dia berharap pemerintah pusat memberikan perhatian lebih pada pembangunan Gayo Lues.
Toh, perjuangan menuju Leuser itu sebenarnya setmpal dengna keindahan Leuser. Seperti kata Ziva Justinek, yang makin betah tinggal di Leuser.

·         Suasana Desa Penosan Sepakat, Kecamatan Blangjerango, Kabupaten Gayo lues, Provinsi Aceh, Sabtu (10/3/2018)
·         Monyet kedih di hutan di kaki Gunung Leuser, di Dusun Kedah esa Penosan Sepakat. Monyet Kedih  tergolong  satwa khas Leuser

·         Suasana di salah satu hutan di kaki Gunung Leuser, di Dusun Kedah Desa Penosan Sepaka.

Comments

Popular Posts