NUSANTARA| PESONA NUSANTARA
Menantang
Gulungan Ombak Watu Karung
tukang-jalan.com® – FRANK sudah dua pekan tinggal di Pantai
Watu Karung, Dusun Ketro, Desa Watu Karung, Kecamatan Pringkuku. Dia bersama
dua rekannya sudah beberapa kali menjajal ombak di pantai yang berjarak sekitar
30 km dari Kota Pacitan, Jatim, itu. Jalan ke pantai yang beraspal dan
melintasi kawsan hutan memikat peselancar professional untuk datang dan tinggal
berbulan-bulan di tempat itu.
“Kami selalu rindu tempat ini karena
ombaknya bisa berubah rendah atau tinggi hingga 4 m, benar-benar menjadi
tantangan. Bagi peselancar professional, ke Watu Karung setelah dari Plengkung,
Banyuwangi, dan Pantai Mentawai, Sumatera
Barat,” kata Frank yang di setiap tempat tersebut biasanya tinggal 2-3 minggu.
Pantai Plengkung yang berlokasi 20
km dari Desa Grajagan dan masuk kawasan Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi dan
disebut G-Land ini memiliki ombak dengan ketinggian 6-8 m. gulungan ombak tak
putus hingga sepanjang 2 km. ombak di Pantai Plengkung, kata Frank, bahkan
memiliki 7 gulungan dengna interval sekitar 5 menit akibat tekanan air laut.
“Ombak terbaik kedua dunia di Pantai
Plengkung setelah Hawaii di AS. Namun, obmak di Watu Karung ini cocok untuk uji
ketangkasan dalam berselancar meski ombak tak panjang. Setiap ombak itu ada
karakternya, jadai tidak sekadar tinggi, tetapi juga rintangannya,” kata Frank
yang juga sudah menjajal kedahsyatan ombak di Pantai Sorake, Pulau Nias,
Sumatera Utara.
Menurut Asari (45), pemilik
penginapan dan warung asih, Pantai Watu Karung sudah lama menjadi ‘rumah’ bagi
peselancar asing dari 12 negara, paling banyak dari Australia, Amerika, Spanyol, Rusia, dan
Singapura. Mereka datang dan tinggal berbaur dengan penduduk setempat.
Tidak kurang 100 peselancara biasa
tinggal di kawsan ini, paling cepat pergi setelah sepekan. Bahkan, banyak yang
betah tinggal hingga berbulan-bulan. Aktivitas mereka hanay menjajal ombak Watu
Karung pada jam-jam tertentu yang menurut mereka menantang. Mereka menginap di
rumah-rumah warga dengan sewa Rp 150.000 hingga Rp 2 juta per hari satu rumah.
Seperti diungkapkan Hans (27),
peselancar dari Australia yang sudah sering ke Watu
Karung,”Jika ke tempat ini, paling cepat dua pekan, terus geser ke pantai lain
di luar jawa, lalu beberapa bulan lagi kembali ke Watu Karung karena suasananya
masih alami dikelilingi hutan dan belum ramai,” ujarnya.
Memesona
Turis asing umumnya sudah lancar
berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia karena setiap kali datang pasti lam
tinggal di tempat itu dan umumnya datang lagi setelah beberapa tahun.
Keistimewaan Pantai Watu Karung, selain ombaknya bekelas international, alamnya
juga sangat memesona. Pantai pasir putih semakin indah dengan deretan batu
karang di kawasan pantai. Banyaknay pohon besar membuat kawasan pantai terasa adem.
Di pantai Watu Karung juga terdapat
satu lokasi yagn dikenal sebagai Putri Samudra karena batu karang ini
menyerupai wajah seorang perempuan yang menghadap ke laut. Namun, jika dilihat
dari sisi lain ,bentukny seperti kura-kura.
Lokasi Pantai Watu Karung masih
terpencil sehingga tidak banyak wisatawan yang datang. Pantai ini satu dari
puluhan pantai di Kabupaten Pacitan. Kabupaten yang berada di ujung barat daya
Provinsi Jatim ini berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo di utara, Kabupaten
Trenggalek di timur, dan Kabupaten Wonogiri (Jateng) di bagian barat.
Pantai Watu Karung menghadap
langsung ke Samudra Hindia. Ini salahs atu yang membuat ombaknya tinggi
mencapai 5 m. Gulungan ombak dengan tipe reef
break dan tinggi menjadi daya pikat bagi peselancar asing untuk menaklukan
ombak Watu Karung.
Bahkan, pada2009, peselancar top
Indonesia, Rizal Tanjung, mengajak Bruce Irons, juara Rip Curl Pro Search 2008,
menjajal dan membuktikan bahwa ombak Watu Karung sebagai ombak kelas dunia.
Menurut Ali (40), warga Pacitan yang
sering mendampingi turis asing dan lokal yang berkunjung ke Pacitan, dari
Pantai Watu Karung sudah lahir peselancar Pacitan, Salini Renggaris (15).
Perempuan peselancar ini sekarang dikontrak oleh salah satu produk busana
selancar international dan tetap rajin mengikuti berbagai lomba di dalam negeri
dengan biaya sendiri.
Untuk menuju Pantai Watu Karung,
dari pusat kota Pacita nmembutuhkan waktu sekitar 45 menit. Jalan menuju pantai
berkelok-kelok dan banyak tanjakan, melintasi kawasan karst Gunung Sewu.
Penduduk terus membenahi dan
melengkapi fasilitas di rumahnya karena semakin banyak turis asing mampir dan
menginap di desa itu. Namun, sayang, perhatian pemda masih minim utnuk menata
kawasan dan melengkapi rambu di bibir
pantai. Beberapa kali kejadian peselancar hilang tergulung ombak tidak cepat
diselamatkan karena tidak ada fasilitas penyelamatan darurat.
Di era piknuk sudah menjadi
kebutuhan pokok, Watu Karung hendaknya kian dipoles agar semakin memikat turis
lokal dan asing. Jangan biarkan penduduk berjibaku, sementara pemda yang
menampung restibusi justru tanpa aksi. [*/tukang-jalan.com®
Sumber : KOMPAS, JUMAT, 2 DESEMBER 2016|Oleh : AGNES SETTA PANDIA]
Baca juga :
Keywords : Watu Karung,Pantai Watu Karung,Gulungan
Ombak,Menantang gulungan ombak,Peselancar,Surfing,berselancar.
Tags : Pantai Watu Karung, Dusun
Ketro, Desa Watu Karung, Kecamatan Pringkuku,Pantai Plengkung.
Description : “Ombaknya menantang. Walau putus-putis,
gulungannya tinggi dan benar-benar untuk peselancar professional. Jika pemain
baru, jangan coba-coba berselancar di sini, bisa digulung ombak lalu hilang
terseret ke laut lepas,” kata Frank (35), asal Spanyol, pertengahan Oktober
lalu, di Pantai Watu Karung, Kabupaten Pacitan.
#Peselancar dari sejumlah negara menjajal ketangguhan berselancar di
Pantai Watu Karung, Dusun Ketro, Desa Watu Karung, Kecamatan Pringkuku,
Kabupaten Pacitan, Jatim, sekitar 25 km dari Kota Pacitan, 22 Oktober lalu.
Ketinggian ombak di sana bisa mencapai 5 m. peselancar asing umunya tinggal di
rumah warga minimal sepekan.
#Map, Pantai Watu Karung, Pacitan
Comments
Post a Comment