PESONA TATARSTAN DARI TEPI SUNGAI
Kazan, ibu kota Republik Tatarstan, tak hanya memesona karena keindahan bangunan, sungai, dan ruang terbukanya. Kota ini juga menjadi simbol harmoni kehidupan antarpemeluk agama.
Menyusuri pelataran Sungai Kazanska di jantung kota
Kazan, Rusia, ibarat melihat ribuan bintang dari dekat. Kerlap-kerlip ribuan
lampu kuning keemasan mengundang pejalan kaki untuk singgah, mengistirahatkan
sejenak kaki yang lelah melangkah di ibu kota Republik Tatarstan yang
bermandikan temaram cahaya lampu pada malam hari.
Ruangan terbuka berupa pelataran panjang yang
dilengkapi sejumlah wahana bermai nseperti komidi putar itu menjadi magnet para
turis, termasuk para penonton Piala Dunia Rusia untuk mengendurkan urat saraf
mereka. Semilir angin dan pemandangna langit berwarna biru, serta warna-warni
lampu dari seberang sungai itu kian memanjakan mata.
“Saya sudah mengunjungi kota-kota lainnya di rusia,
seperti Sochi, Samara, dan Volgograd. Namun, Kazan yang paling laur biasa. Kota
ini sangat indah. Saya ingin bilang kepada keluarga saya di Brasil untuk datang
ke tempat ini,” ujar Thiago Nascimento, warga Rio de Janeiro Brasil. Nascimento
menyempatan diri datang ke empat kota itu, termasuk Kazan, Kamis (5/7/2018)
malam, di sela-sela menyaksikan laga-laga Piala Dunia.
Berbeda dengan mayoritas penggemar sepak bola lainnya,
khususnya Brasil, yang berjubel-jubelan memenuhi bar-bar di kota itu. Thiago
memilih berjalan-jalan meliaht panorama Kazan serta pesona cagar budayanya pada
malam hari. “Kotaini juga punya hal yang tak kalah indahnya, yaitu Kremlin
(Kazan),” ujarnya.
Dia kemudian menunjuk kea rah kompleks bangunan megah
dikelilingi benteng berwaran putih.
Kompleks bangunan bersejarah dan pelataran Sungai
Kazanska itu hanay dipisahkan sebuah jalan raya. Kremlin Kazan merupakan ikon
dari kota ini. Berbeda dengan kebanyakan Kremlin,m alias benteng raksasa,
seperti di Moskwa dan Nizhny Novgorod, Kremlin Kazan tidak dicat merah. Benteng
yang mengelilingi sejumlah bangunan kuno itu berwaran putih terang.
Dari kejauhan, dari atas jembatan yang membelah Sungai
Kazanxka, Kremlin Kazan terliaht seolah melindungi sejumlah “permata” , yaitu
bangunan cagar budaya yang berupa sejumlah tempat ibadah. Di dalam Kremlin itu
berdiri berjajar sejumlah cagar budaya yang mewakili tiga agam terbesar di
Tatarstan, yaitu Masjid Qol Sharif, Katedral Annunciation milik gereja
Ortodoks, dan Katedaral Kristen Saviour’s Trnasfiguration.
SEbagian bangunan itu, seperti Kateddral Annunciation,
telah berada di lokasi itu lebih dari lima abad, meski berulang kali hancur dan
dibnagun kembali. Di antara ketiga bangunan ibadah itu sendiri seubah menara
setinggi 58 m yang disebut Menar Soyembika.
Bangunan tertua di Kremlin Kazan itu dinamakan
demikian utnuk menghormati Soyembika, ratu dari Kerajaan Kazanian Khanate yang
tewas seusai melompat dari menara itu. Ia konon bunuh diri karena tidak terima
kerajaannya diokupasi oleh Tzar Rusia pada 1552.
Simbol Harmoni
Kremlin Kazan kini menjadi symbol harmoni kehidupa
antar pemeluk agama di Tatarstan. Berbeda dengan kebanyakan negara bagian lainnya
di Federasi Rusia, Tatarstan snagat kental dnegna kultur Islam. Mayoritas
penduduk republic itu beragama Islam. Suara azan pun kerap terdengar di berbaga
itempat, termasuk di Kazan. Hal yang menarik, tidak pernah terdengar ada
konflik atau gesekan sosial terkait isu agama di kota ini.
“Kazan adal ahkota multikultur. Semua agama (besar)
baik Islam, Ortodoks, Katolik Roma, Kristen, dan Yahudi ada di sini. Bahkan,
adalah hal yagn lumrah jika terdapat agama berbeda-beda dalam satu keluarga.
Saya contohnya,” ujar Arthur Saifullin, warga Kazan yang sehari-hari berprofesi
sebagai sopir taksi.
Kakek dan ayah Saefullin beretnis Tartar yang kental
tradisi agam Islam-nya. Adapun Ibunya pemeluk Katolik. “Walaupun berbeda,
keluarga kami saling menghormati dan menghargai. Tidak pernah ada masalah atua
paksaan untuk memeluk agama tertentu,” ujarnya.
Seperti kilauan warna-warni lampu dari tepi Sungan
Kazanska, Kazan dan Tatarstan memagn sungguh memsona, baik dari luar maupun
dalam.[Sumber: Kompas,Minggu,8 Juli 2018|Oleh:Yulvianus Harjono dari Kazan,
Moskwa]
Comments
Post a Comment