EKSPEDISI CINCIN API |Agung-Rinjani Menghidupkan dan Mematikan
GUNUNG AGUNG
Tukang-Jalan.com®
- KEGIATAN Gunung Agung pada
masa prasejarah tidak banyak diketahui. Menurut Nasution dkk (1989), melaporkan
hasil ekgiatan primer Gunung Agung terdiri dari piroklastik tau apung, aliran
lava, dan gunugn api parasit. Hal ini menandakan kegiatan Gunung Agung pada
masa itu silih berganti antara erupsi eksplosif dan efusif di kawa pusat serta
lerenga dan kai.
1808 Menurut Kusumadinata, pada
letusan itu dilontarkan sejumlah besar batu apugn dan abu.
1821 Terjadi aktivitas gunung api,
tetapi tidak ada keterang lebih lanjut.
1843 Terjadi letusan yang didahului
gempa bumi. Letusan kali ini menyemburkan abu, pasir, dan batu apung.
1963 terjadi letusan dahysat hignga
mengeluarkan awan panas, lontaran batu pijar, hunan abu lebat, serta aliran
lava. Menruut Kusumadinata, letusan pada tahun ini dibagi menjadi lima fase,
yakni gejala awal, letusanp permulaan, paroksima I, paroksima II, dan kegiatan
akhir.
Karakteristik Gunungapi Agung
Letak : Kecamatan Rendang, Kabupaten
Karangasem, Bali
Tipe gunung : strato
Tinggi puncak : 3.142 mdpl
Bentan alam : merupakan gunungaktif
tipe A tertinggi di Pulau Bali. Berbentuk kerucut besar dan tinggi menempati
kawasan Pulau Bali bagian timur laut dengan luas sektiar 500 km². mempunya kawah tunggal berbentuk elips dengan ukuran 625m x 425m.
secara umum aliran sungai (dalam bahsa bali disebut ‘tukad’) di sekeliling
Gunung Agung berpola radial menjauhi puncak.
Kondisi alam : Bagian utara Gunung
Agung sangat kering, berbatgu, dan sedikit air tawar. Bagian selatan Gunung
Agung tanahnay sangat subur penuh tumbuh-tumbuhan hijau dan banyak air.
Beberapa tempat sacral pendakian
Gunung Agung
Jika mendaki lewat jalur Besakih dan
berasma pendaki dari Bali, bisaanay para penadki warga asli beragama Hindu akan
berhenti di beberapa titik untuk berdoa, seperti:
1. Pura Penataran Agung Besakih, Pura
terbesar di kompleks Pura Besakin dan menajdi puasat semua pura di kompleks itu
karena terdapat tiga arca yang menjadi symbol trimutri, yakni Dewa Barham atau
Sang Pencipta, Dewa Wisnu atau Sang Pemelihara, dan Dewa Siwa atau Sang Pelebur
atau Reinkarnasi.
2. Pura Gelap, Pura untuk memohn
kedamaian pikiran dan kesejahteraan hidup. Di pura ini terdapat arca Batara
Iswara.
3. Pura Pengubengan, diantara pura-pura
lain yang ada di kompleks Pura Besakih, letak Pura Pengubengan merupakan yang
tertinggi. Jika masyarakat bermaksud mempersembahkan ‘aturan’ (doa atau sesaji)
ke puncak gunung, tetapi tidak mampu, ‘aturan’ itu cukup dipersembahkan di Pura
Pengubengan.
4. Giri Kusuma: salah satu mata air
yang berada di Gunung Agung yang merupakan ‘sidakarya’ atau sumber air yang
dipergunakan untuk upacara besar dan kecil.
5. Kori Agung, merupakan ‘pintu’
sebelum ke puncak Gunung Agung. Kori ini berupa tempat sesaji yang berada di
bebatuan yang menjadi batas vegetasi hutan dan batu-batu ke arah puncak
(plawangan).
6. Puncak Gunung Agung dianggap sebagai
tempat paling sacral dan suci karena lokasinya paling tinggi di Pulau Bali. Di
sekitar puncak banyak ditemukan hio atau lidi berbau harum yang biasa dibakar
saat berdoa sambil memberikan ‘aturan’ berupa cangan berisi sesaji.
Konsepsi ruang bagi masyarakat Bali
Gunung api bagi masyarakat Bali
dianggap sebagai ‘ulu’ atau hulu yang identik dengan kepala, suci, dan sacral.
Lokasi pegunungan yang membentang mulai dari timur-barat yang berada di tengah
Pulau Bali inilah ‘ulu’ masyarakat Bali berada. Hal ini dikarenakan gunung
dianggap sebagai sumber kehidupan yang memberik kesuburan dan kesejahteraan
bagi masyarakat Bali.
Pandangan hidup seperti ini
memengaruhi konsepsi ruang maysarakat Bali dalam berbagai hal. Segala sesuatu
yang dianggap suci dan keramat diletakkan kea rah gunung atau biasa disebut
‘kaja’. Sebaliknya, hal-hal yang dianggap tidak keramat atau tidak suci
diletakkan ke arah laut atau disebut
‘kelod’.
Bagi masyarakat Hindu Bali,
membangun tempat-tempat suci, seperti pura keluarga tau pelangkiran sebagfai
saran peribadatan ,tidak lepas dari konsepsi ‘kaja’ itu. Oleh sebab itu,
masyarakat Bali di wilayah selatan akan slalu meletakkan tempat-tempat sucinya
menghadap Gunung atau memiliki arah ‘kaj’ ke utara atau timur laut yang
merepresentasikan letak Gunung Agung yang paling disakralkan.
Sebaliknya, masyarakat Bali utara
akan meletakkan tempat-tempat sucinya menghadap gunung yang lokasi ‘kaja’-nya
berada di sebelah selatan atau tenggara.
Keywords :
Gunung Agung,Gunung Batur,Bali Aga,Bali mule.
Tags :
Bali Aga,Bali Mule,Danau Batur,Desa Trunyan, Desa Sembiran, Desa
Cempaga, Desa Sidetapa, Desa Pedawa, Desa Tigawasa, Desa Tenganan.
Description
: Supervolcano ancaman dari
Dalam Bumi.
Excerpt :
#Warga membawa sesaji menuju
pura untuk mengikuti upacara penyucian sumber air di kaki Gunung Agung di Kecamatan
Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Selasa (4/10). Tradisi memberikan sesajen
kepada pura yang dekat dengan sumber air bertujungan melindungi para petani
dari bencana kekeringan.
#Rumah tua dengan arsitektur
asli Bali yang masih tersisa di pinggir Danau Batur di Desa Trunyan, Kecamatan
Kintamani, Bangli, Bali, Jumat 97/10). Pola pembangunan rumah masih menganut
kepercayaan Bali asli (Bali Mule). Rumah bagian depan berorientasi ke gunung
yang tinggi.
#Peninggalan masa megalitik
berupa patung batu di depan bangunan utama atau meru suci di Pura Pancering
Jagat, Desa Trunyan, Kecamatan Kintamani, Bangli, Bali, Jumat (7/10). Di dalam
meru terpata arca batu yang disakralkan oleh warga desa yang hingga sekarang
masih melanjutkan kepercayaan megalitik. Prasasti Trunyan tahun 891 Saka sudah
menyebutkan keberadaan peninggalan ini.
#Foto long exposure yang
memperlihatkan garis-garis cahaya bintang yang terpengaruh rotasi bumi terlihat
di langit malam dari perkemahan Plawangan Senaru dalam pendakian ke Gunung
Rinjani di Pulau Lombok, NTB, Jumat (30/9). Di latar belakang tampak asap
kebakaran hutan dan gemerlap lampu permukiman di kawasan Pantai Senggigi dan
Selat Lombok.
Comments
Post a Comment